Rukun shalat adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang sedang mengerjakan shalat.
Rukun shalat ada 12, yaitu:
1. Berdiri dalam shalat fardhu jika memiliki kemampuan, berdasarkan dalil hadits dari Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku menderita penyakit wasir, maka aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab:
صَلِّ قَـائِمًـا، فَـإِنْ لَـمْ تَسْتَطِعْ فَقَـاعِدًا، فَـإِنْ لَـمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَـى جُنْبٍ
“Shalatlah dengan berdiri, kalau kamu tidak mampu (shalatlah) dengan duduk, kalau kamu tidak mampu, (shalatlah) dengan berbaring.” (HR. Bukhari)
2. Takbiratul Ihram di awal shalat, yaitu ucapan “Allahu Akbar”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا قُمْتَ إِلَـى الصَّـلاَةِ فَكَبِّرْ
“Apabila kamu berdiri untuk shalat maka bertakbirlah.” (HR. Bukhari)
3. Membaca Al Fatihah pada setiap rekaat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ صَـلاَةَ لِـمَنْ لَـمْ يَقْرَأْ بِفَـاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca fatihatul kitab (surat Al-Fatihah).” (HR. Bukhari)
4. Ruku’.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّـى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا
“Kemudian kamu rukuk sampai tuma`ninah dalam rukukmu.” (HR. Bukhari)
5. Bangkit dari Rukuk (I‘tidal).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّـى تَعْتَدِلَ قَـائِمًـا
“Kemudian bangkitlah (dari rukuk) sampai kamu berdiri tegak.” (HR. Bukhari)
6. Sujud dengan tujuh anggota sujud.
Tujuh Anggota Sujud yaitu:
1. Dahi dan Hidung
2 dan 3. Kedua Telapak Tangan
4 dan 5. Kedua Lutut
6 dan 7. Kedua Ujung Jari Kaki
Dalilnya hadits Ibnu Abbas Radhiallahu`anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَـى سَبْعَةِ أَعْظَمَ: عَلَـى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالْرُكْبَتَيْنِ وَأَطَرَافِ الْقَدَمَيْنِ
“Aku diperintah untuk bersujud dengan tujuh tulang: dahi -beliau berisyarat menunjuk dengan jarinya ke hidung-, kedua tangan, kedua lutut dan ujung jari-jari kedua kaki.” (HR. Bukhari)
7. Duduk di antara dua sujud.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّـى تَطْمَئِنَّ جَـالِسًا
“Kemudian bangkitlah (dari sujud) sampai tuma`ninah dalam duduk.” (HR. Bukhari)
8. Tasyahud Akhir, yaitu membaca bacaan tasyahhud.
9. Duduk Tasyahhud Akhir.
Dalil tasyahhud akhir dan duduk tasyahhud akhir adalah ucapan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu: “Kami mengucapkan dalam shalat sebelum diwajibkannya tasyahud:
” السَّلاَمُ عَلَـى اللهِ ، السَّلاَمُ عَلَـى جِبْرِيْلَ وَ مِيْكَائِيْلَ”
“Semoga keselamatan bagi Allah dan bagi Jibril serta Mikail”.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jangan kalian mengucapkan seperti itu, karena sesungguhnya Allah adalah As Saläm, tetapi hendaknya kalian mengucapkan:
التَّحِيَّا تُ لِله والصَّلَوَاتُ وَالطَّيـِّبـَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَـى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Segala pengharmatan, shalawat dan kebaikkan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah untukmu wahai nabi. Mudah-mudahan keselamatan diberikan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. (HR. An-Nasai)
10. Salam yang Pertama.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَ تَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ
“Dan yang menghalalkannya adalah salam.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
11. Tuma`ninah.
Dalilnya adalah hadits tentang orang yang keliru dalam shalatnya.
عَنْ أَبِـي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسَوْلَ الله ِ صَلَّى اللهُ علَيْهِ وَ سَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَخُلٌ (فَصَلَّى فَسَلَّمَ عَلَـى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ علَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَـالَ: ارْجِعْ فَصَلِّى فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، ثَلاَثًا ، فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَـقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ ، فَعَلِّمْنِيْ: فَقَالَ إِذَاقُمْتَ إِلَـى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّـى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ تَعْتَدِلَ قَائِمًاثُمَّ اسْجُدْ حَتَّـى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّـى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا وَافْعَلْ ذَلِكَ فِـي صَلاَتِكَ كُلِّهـَا
“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke masjid, tiba-tiba ada seseorang masuk ke masjid dan mengerjakan shalat, lalu mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka beliaupun membalas salamnya dan bersabda: “Kembalilah dan shalatlah! Karena sesungguhnya engkau belum mengerjakan shalat.” Maka orang tersebut kembali dan mengerjakan shalat sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat, kemudian dia mendatangi dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kembalilah! Karena sesungguhnya engkau belum shalat!” Beliau mengucapkan sebanyak tiga kali. Maka orang tersebut berkata: “Demi yang mengutus dirimu dengan haq, aku tidak bisa shalat yang lebih baik dari apa yang telah aku kerjakan, maka ajarilah aku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau engkau berdiri untuk shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur`an, kemudian ruku’lah sampai thuma`ninah dalam rukuk, lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu berdiri dengan tegak, kemudian sujudlah sampai thuma`ninah dalam sujud, lalu bangkitlah dari sujud sampai thuma`ninah dalam duduk. Dan lakukan hal tersebut dalam shalatmu semuanya”.” (HR. Bukhari)
12. Berurutan/tertib dalam mengerjakan rukun-rukun tersebut, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat dengan mengurutkan rukun-rukun tersebut.
Beliau juga bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِـيْ أُصَلِّـي
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari)
0 komentar:
Posting Komentar